Langsung ke konten utama

ASKEP HERNIA SCROTALIS



LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
HERNIA SCROTALIS

Compiled by :

LINA AYU PRAMATASARI


  1. Definisi

Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi bagian ini.
( Monnica Ester. 2001. Hal 53 )
                                            
Hernia adalah protusi sebagian dari organ atau organ – organ melalui lubang abnormal.
( Donna L. Wong. 2003. Hal 521 )

Hernia adalah keluarnya isi rongga tubuh biasanya abdomen lewat suatu celah pada dinding yang mengelilinginya.
( Henderson. 1992. Hal 137 )
Hernia merupakan penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal pada selubungnya.
( Pierce A. Grace. 2006. Hal 119 )

Hernia scrotalis adalah merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum.
(Syamsuhidajat, 1997, Buku Ilmu Bedah, hal 717).

Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral, yang dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect.
(Sachdeva, 1996, hal 235)


  1. Etiologi

1.      Kelemahan muscular “otot” abdomen congenital atau didapat ( akibat suatu insisi ).
2.      Trauma
3.      Peningkatan tekanan intraabdominal
1)        Kehamilan
2)        Kegemukan
4.      Peningkatan tekanan
1)     Mengangkat berat
2)     Batuk
3)     Cedera traumatic karena tekanan tumpul

  1. Manifestasi Klinis
              Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha, benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum biasanya baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri  palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi  dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar.
              Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis
(Mansjoer, 2000, hal 314).
Menurut sumber lain, gambaran klinis hernia meliputi :   
1)     Terdapat benjolan di tempat lokasi hernia.
2)     Rasa nyeri dan nyeri tekan pada hernia irreducible
3)     Pada laki – laki, isi hernia dapat mengisi scrotum
( Hemderson, 1992, Hal 138-139 )

  1. Patofisiologi

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate.
( Mansjoer, 2000, hal 314 )
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia scrotalis
( Sjamsuhidajat, Jong, 1997, hal 704)


  1. Pathways
Terlampir


  1. Komplikasi
Komplikasi pembedahan :
1.      Hematoma ( luka atau pada scrotum )
2.      Retensi urine akut
3.      Infeksi pada luka
4.      Nyeri kronis
5.      Nyeri pada pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi testis
6.      Rekurensi hernia ( sekitar 2% )
( Pierce A. Grace, 2006, Hal 119 )

  1. Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap
2.      Pemeriksaan Rontgen Spinal dan Endoskopi
3.      Test Leseque (mengangkat kaki lurus keatas)
4.      CT-Scan dan MRI

  1. Penatalaksanaan Medis
1.      Pemakaian Sandat ( “truss” )
Alat ini baru digunakan bagi pasien – pasien yang usianya amat lanjut atau yang keadanya lemah. Salah satu tipe sandat terdiri atas pegas yang kuat dan bantalan yang diletakkan pada leher hernia sehingga leher tersebut selalu tertutup oleh tekanan setelah isi hernia dikembalikan ke tempatnya ( direposisi ).
2.      Pembedahan
Leher hernia ditutup dengan penjahitan dan kantongnya dieksisi. Jaringan yang teregang diperbaiki dengan salah satu dari banyak bahan yang tersedia.
3.      Herniotomi
Eksisi kantung hernianya saja untuk pasien anak.
4.      Herniorafi
Memperbaiki defek- perbaikan dengan pemasangan jarring ( mesh ) yang biasa dilakukan untuk hernia inguinalis, yang dimasukan melalui bedah terbuka atau laparoskopik.
5.      Penatalaksanaan
1)     Nilai hernia
                 Untuk keparahan gejala, risiko komplikasi ( tipe, ukuran leher hernia ), kemudahan untuk perbaikan ( lokasi, ukuran ), kemungkinan berhasil ( ukuran, banyaknya isi perut kanan yang hilang ).
2)     Nilai pasien
                 Untuk kelayakan operasi, pengaruh hernia terhadap gaya hidup ( pekerjaan, hobi).
3)     Perbaikan dengan bedah biasanya ditawarakan pada pasien – pasien dengan :
-            Hernia dengan resiko komplikasi apapun gejalanya
-            Hernia dengan adanya gejala – gejala obstruksi sebelumnya
-            Hernia dengan resiko komplikasi yang rendah namun dengan gejla yang mengganggu gaya hidup, dan sebagainya.
( Pierce A. Grace, 2006, Hal 119 )


  1. Pengkajian

Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar syaraf yang terkompresi.
1.            Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: > atropi otot , gangguan dalam berjalan riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.
2.            Eliminasi
Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia atau retensi urine.
3.            Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
4.            Neuro sensori
Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
5.            Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
6.            Keamanan
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
(Doenges, 1999, hal 320 – 321)

  1. Diagnosa Keperawatan

1.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan  dengan kompresi syaraf, spasme otot
2.    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot
3.    Koping individu tidak efektif (ansietas) berhubungan dengan krisis situasional, perubahan status kesehatan
4.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan struktur tubuh.
5.    resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus.
(Doenges, 1999, hal 320 – 321)


  1. Intervensi Keperawatan
1.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan  dengan kompresi syaraf, spasme otot
Kriteria hasil:
a.    Melaporkan nyeri hilang dan terkontrol.
b.    mengungkapkan metode yang memberi penghilangan.
c.    mendemonstrasikan penggunaan intervensi terapeutik.

Intervensi:
1)    Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, faktor pencetus atau yang memperberat
Rasional    :  Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap therapy.
2)    Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 10-30 derajat pada posisi lateral
Rasional    :  Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk menurunkan spasme otot menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi dari tonjolan discus.
3)    Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan
Rasional    :  Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar discus intervertebralis.
4)    Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau visualisasi
Rasional    :  memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
5)    Kolaborasi dalam pemberian therapy
Rasional    :  Intervensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan.

2.    Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot
Kriteria hasil:
Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan aturan pengobatan individual.
Intervensi:
1)    Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesifik
Rasional    :  Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis prosedur yang kurang hati-hati akan meningkatkan kerusakan spinal.
2)    Catat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan aktivitas yang disesuaikan dengan pasien
Rasional    :  Immobilitas tang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan, peka terhadap rangsang.
3)    Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif
Rasional    :  Keterbatasan aktivitas tergantung pada kondisi tang khusus tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
4)    Ikuti aktivitas atau prosedur dengan periode istirahat
Rasional    :  Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan otot.
5)    Berikan atau Bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif, pasif
Rasional    :  Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang, memperbaiki mekanika tubuh.

3.    Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis situasional, perubahan status kesehatan
Kriteria hasil:
a.    Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
b.    Mengkaji situasi terbaru dengan akurat mendemonstrasikan ketrampilan pemecahan masalah.
Intervensi:
1)    Kaji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani masalahnya sebelumnya dan sekarang
Rasional    :  Mengidentifikasi keterampilan untuk mengatasi keadaannya sekarang.
2)    berikan informasi yang akurat
Rasional    :  Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan pad pengetahuannya.
3)    berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya
Rasional    :  Kebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu diungkapkan dan diberi respon.
4)    Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan peran sakit pasien
Rasional    :  Orang terdekat mungkin secara tidak sadar memungkinkan pasien untuk mempertahankan ketergantungannya.

4.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan struktur tubuh.
Kriteria hasil :
a.    Menyatakan penerimaan diri sesuai situasi, menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga diri yang negatif.
b.    Menyatakan perasaan tentang penyakit, mulai menerima situasi secara konstruktif
Intervensi :
1)    Pastikan apakah konseling  dilakukan bila mungkin dan/atau herniotomi perlu untuk didiskusikan.
Rasional : Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan pasien/orang terdekat terhadap pengetahuan tentang situasi pasien dan proses penerimaan.
2)    Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang herniotomi. Akui kenormalan perasaan marah, depresi, dan kehilangan. Diskusikan “naik dan turunnya” yang dapat terjadi sehari-hari.
Rasional : Membantu pasien untuk menyadari perasaanny tidak biasa dan perasaan bersalah tentang mereka tidak perlu/tidak membantu. Pasien perlu untuk mengenali perasaan sebelum mereka dapat menerima dengan efektif.
3)    Kaji ulang alasan untuk pembedahan dan harapan masa datang.
Rasional : Pasien dapat menerimanya ini lebih mudah bahwa herniotomi dilakukan untuk memperbaiki penyakit kronis/jangka panjang daripada sebagai cedera traumatik.
4)    Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi, atau tidak terlibat pada perawatan.
Rasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat.
5)    Berikan kesempatan pada pasien untuk menerima herniotomi melalui partisipasi pada perawatan diri.
Rasional : Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayaan diri dan penerimaan situasi.
6)    Rencanakan/jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien
Meningkatkan rasa kontrol dan memberikan pesan pada pasien bahwa ia dapat menangani hal tersebut, meningkatkan harga diri.
7)    Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan. Hindari ekspresi menghina atau reaksi berubah mendadak. Jangan perlihatkan rasa marah secara pribadi.
Rasional : Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri. Marah paling sering ditujukan pada situasi dan kurang kontrol individu terhadap apa yang terjadi ( tidak berdaya ), bukan pada pemberi perawatan.
8)    Diskusikan kemungkinan kontak dengan pengunjung herniotomi, dan buat perjanjian untuk kunjungan bila diperlukan.
Rasional : Dapat memberikan sistem pendukung yang baik. Membantu menguatkan pendidikan (berbagi pengalaman) dan memudahkan penerimaan perubahan sesuai dengan kesadaran pasien akan “hidup harus berjalan terus” dan dapat menjadi relatif normal.


5.    Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus
Kriteria hasil:
a.    Meningkatkan masukan oral.
b.    Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui.


Intervensi:
1)    Tentukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan ahli gizi.
Rasional    :  Mencukupi kalori sesuai kebutuhan, memudahkan menentukan intervensi yang sesuai dan mempercepat proses penyembuhan.
2)    Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil
Rasional    :  Klien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan energi yang untuk beraktivitas.
3)    Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium
Rasional    :  Dapat digunakan untuk memudahkan melakukan intervensi yang akurat dan sesuai dengan kondisi klien.
4)    Anjukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau klien dalam melakukan personal hygiene.
Rasional    :  Meningkatkan nafsu makan dan memberi kenyamanan dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi.
5)    Atur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan mengurangi nafsu makan
Rasional    :  Menentukan intervensi yang sesuai meningkatkan masukan oral.

 (Doengoes, 1999; Carpenito, 1997)







Daftar Pustaka

Brunner and Suddarth ,2004,  Text book of Medical Surgical Nursing, Alih Bahasa: dr. H. Y. Kuncara, 2004,  Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Edisi 8, Vol. 2. Jakarta EGC.

Doengoes, E. Marilynn, 1993, Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and Documenting Patient Care. Alih bahasa: I Made Kariasa, S.Kp (1993). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.

Ester, Monica, 2004, Keperawatan Medikal Bedah Pendekatan Sistem Gastrointestinal. Jakarta : EGC.

Grace, Pierce. A, 2006, At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga.

Henderson, 1992, Ilmu Bedah Untuk Perawat. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.

Nanda International, 2012, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012;2014. Jakarta : EGC

Syamsuhidayat, 1997, Ilmu Bedah. Jakarta :EGC

Wong, Donna L, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.







Komentar

  1. Terima kasih untuk berbagi informasi , informasi itu sangat informatif dan membantu

    BalasHapus
  2. thanks for sharing your info, i'm so lucky can find this article.. waiting for next article.. good job. success always


    OBAT BATUK
    OBAT SINUSITIS
    OBAT KOLESTEROL
    OBAT ASMA
    OBAT AMBEIEN

    BalasHapus
  3. Thank you for the information gan, may be useful for all of us.
    Greetings from us:
    Links We wish Beneficial For Information About Health.

    Obat Herbal Hipertensi
    Obat Herbal Ginjal Bocor Terampuh
    Pengobatan Tradisional Hipertiroid
    Cara Mengobati Ambeien Berdarah Secara Alami
    Obat Herbal Komplikasi Terbaik

    We Wait Further Information gan ....

    BalasHapus
  4. This is a very wonderful page happy to visit your page I found your page from google
    Obat Tradisional Maag Kronis
    Obat Tradisional Sinusitis Kronis

    BalasHapus
  5. Moving and Packing, Loading, transportation, unpacking, unloading, rearranging goods and furniture or other households take time and make it people tired. Now, we are here to remove your tiredness and tension because we have great quality services for you that provide awaypackersmovers.in you comfort and ease. Everyone wants to get the hassle-free and safe execution of removal process with no damages of goods in the transit. There are lots of professional Packers and Movers Company in India and our company is one of the best leading Away Packers and Movers Company. We provide services such as household and residential relocation, office and corporate relocation and international movements, industrial goods shifting etc. With these helpful services we commit to our customers to complete whole process from packing to loading and unloading to unpacking and rearranging.
    Away Packers and Movers
    Packers and Movers Chandigarh
    Packers and Movers Noida
    Packers and Movers Faridabad
    Packers and Movers Ghaziabad
    Packers and Movers Navi Mumbai
    Packers and Movers Thane
    Packers and Movers Guwahati
    Packers and Movers Kolkata

    BalasHapus
  6. Askepnya sangat lengkap, bisa kami jadikan referesni kami guna menyajikan artikel kesehatan yang kredibel senang berkunjung dan menyimak halaman anda,
    Pencegahan Kanker Serviks
    Bahaya Keputihan

    BalasHapus
  7. Thanks very much its very useful information
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/

    BalasHapus
  8. Good luck ,, in waiting for other information from your site
    send regards for success

    cara mengatasi mata merah
    obat gondok beracun
    obat tradisional hipertiroid

    BalasHapus
  9. Sharing information is beautiful. Thank you for an interesting article discussion

    Obat Sakit Kepala Berlebihan
    Bahaya Sariawan Berkepanjangan

    BalasHapus
  10. The article that you created is very helpful. Let's see our website.

    Umpan Jitu Ikan Bawal Galatama Malam Hari

    BalasHapus
  11. The article that you created is very helpful. Also visit our website.

    Resep Umpan Ikan Bawal Malam Hari

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Fixed Drugs Eruption (FDE)

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagiantubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macamgangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlahmekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmenmelanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari. Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat mudah memberikan suatu manifestasi klinis apabila timbul gangguan pada tubuh. Salah satu gangguan tersebut dapat disebabkan oleh reaksi alergi terhadap suatu obat. Obat adalah bahan kimia yang digunakan untuk pemeriksaan, pencegahan dan pengobatan suatu penyakit atau gejala. Selain manfaatnya obat dapat menimbulka

Asuhan Keperawatan Ulkus Diabetikum

Compiled by : LINA AYU PRAMATASARI Definisi Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2005) Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. (Andyagreeni, 2010) Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan per

Asuhan Keperawatan Post Partum H-0 (Persalinan Normal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.        PENGERTIAN Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 200 8). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 200 4 ). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 2008 ) . B.      TAHAPAN MASA NIFAS 1.       Puerperium Dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. dalam agama islam, dianggap bersih dan dapat bekerja setelah 40 hari post partum. 2.       Puerperium Intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu. 3.       Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bula